Selasa, 12 Mei 2015

Ketika Gairah Seks Wanita Menurun

Layaknya api, gairah seks juga tidak bisa diharapkan akan terus berkobar. Suatu saat pasti akan meredup, biasanya seiring bertambahnya usia. Apalagi bagi wanita, yang menganggap hubungan seks tidak melulu masalah biologis. Kenapa hal ini bisa terjadi, dan bagaimana pula cara mencegah atau mengatasi situasi seperti ini?

Budi (34), akhir-akhir ini mulai merasa ada yang tidak beres dengan rumah tangganya dengan Dian (30), istri yang sudah dinikahinya selama empat tahun. Budi merasa sudah hampir tiga bulan belakangan Dian tidak pernah bersemangat atau bergairah ketika diajak berhubungan intim. Pun saat melakukannya, Dian hanya bersikap biasa saja, tanpa gairah sedikit pun.
Hal ini sebenarnya sudah lama dirasakan Budi, terutama sejak Dian melahirkan putri pertama mereka, Anjani, delapan bulan yang lalu. Tapi, Budi selalu berusaha berpikiran positif dengan penolakan Dian. Mungkin saja karena efek samping dari kelelahan fisik dan mentalnya setelah melahirkan, atau, mungkin juga karena perhatian istrinya itu kini lebih terfokus pada putri mereka, atau mungkin saja ada alasan lainnya.
Jujur saja, sebagai suami ia memiliki kebutuhan biologis yang harus disalurkan, yang biasanya dapat dilakukan dengan baik dan mendapatkan respon yang sangat baik pula dari istrinya. Jadi, setelah empat tahun pernikahan dan istrinya mulai menunjukkan tanda-tanda seperti ini, Budi mulai khawatir dan merasa minder. Jangan-jangan, ia sebagai suami sudah kehilangan “sentuhannya” hingga membuat istrinya tak lagi bergairah untuk berhubungan seks dengannya. Budi ingin menanyakan hal ini pada dokter, tapi malu dan takut kalau-kalau perkiraannya yang terakhir tadi terbukti.
Tidak jauh berbeda dengan yang dialami Budi dan Dian, Monik (33) juga mulai merasa kehilangan gairah setiap kali suaminya, Denny (34) mengajaknya berhubungan intim. Monik tak tahu pasti kapan ia mulai merasakan hal ini, yang jelas, ia merasa kehidupan rumah tangganya, yang sudah berusia lima tahun, kini terasa hambar. Ia sudah mencoba beberapa cara untuk menyalakan kembali hubungannya dengan suaminya, seperti dulu lagi. Tapi, sepertinya semuanya belum menampakkan hasil yang diharapkan.
Apa sebabnya?
Apa yang dialami kedua pasangan di atas, bukannya tidak mungkin juga terjadi pada diri kita sendiri, tergantung sejauh mana kita dan pasangan menyadarinya. Karena istri atau suami yang pasangannya tak bergairah, secara psikis akan terseret dalam masalah. Ada yang merasa dirinya sudah tidak menarik lagi. Bahkan ada yang menduga-duga suami atau istrinya telah punya orang lain. Tidak ada acuan yang pasti untuk mengukur gairah atau libido seseorang tapi biasanya kaum wanita menyadari saat gairah seksual mereka mulai menurun. Apa saja, sih, penyebab turunnya hasrat seksual tersebut?
  • Masalah hormonal: Hal ini disertai dengan perubahan berat badan, menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan atau kerontokan rambut.
  • Kelahiran anak: Faktor yang satu ini juga sering menyebabkan turunnya gairah seksual sebagai akibat dari berfluktuasinya hormon, dan fakta bahwa wanita cenderung mendahulukan bayi daripada sang suami di bulan-bulan pertama setelah persalinan.
  • Kehilangan “rasa” pada pasangan: Bila merasa pasangan tidak merangsang gairah Anda atau tidak peka dengan kebutuhan Anda, akan berdampak pada turunnya gairah seksual.
  • Stres, khawatir dan depresi: Saat sedang dilanda masalah, tubuh Anda cenderung mengalihkan energi untuk segera mengatasi masalah-masalah tersebut dan akibatnya, gairah seksual otomatis menurun.
Hidupkan Kembali
Setelah diketahui pemicunya, kita tidak boleh berhenti sampai di situ saja. Segera berupaya menyembuhkan diri dari ketiadan gairah, agar hidup kembali ceria dan berbunga-bunga. Tidak sulit upaya yang mesti dilakukan, hanya saja diperlukan kesungguhan dan kesadaran dari kedua pihak, suami dan istri bahwa “kondisi sekarang” mesti diperbaiki. Caranya, dengan meningkatkan gairah dengan langkah-langkah berikut, diantaranya :
  • Rileks: Merupakan hal terpenting harus dilakukan. Kendorkan semua saraf yang tegang dengan teknik pernafasan atau cara relaksasi.
  • Olahraga: Sudah diketahui manfaat olahraga mengusir depresi dan stres serta membugarkan fisik. Otomatis dengan pikiran fresh dan pikiran bugar maka gairah pun meningkat.
  • Gunakan Fantasi: Bangun mood dengan berfantasi, membayangkan hal-hal terindah yang dapat merangsang gairah seks.
  • Sensual Dulu, Baru Seksual: Merupakan ungkapan yang bijak. Artinya, nikmati perasaan sensual sebelum masuk ke arena seksual. Nikmati setiap sentuhan, bukan hanya disentuh, tapi sama-sama aktif. Untuk ini, kita mesti tahu persis wilayah-wilayah sensitif pasangan, serta wilayah sensitif kita mesti pula diketahuinya.
  • Minta Bantuan: Jika keempat cara di atas tidak mempan, berarti ada sesuatu yang tidak beres dalam diri kita. Untuk mengatasinya, pergilah ke dokter umum yang nantinya akan merekomendasi kita harus pergi ke psikolog, psikiater, atau dokter spesialis. Jika masalah tak bergairah ini dipendam sendiri maka kita bakal semakin dalam terpuruk yang akhirnya akan menghisap kita hingga tenggelam dan tamat.
Punya Masa Kadaluarsa
Gairah seks pada pasangan menikah ternyata punya masa kadaluwarsa. Sebuah penelitian membuktikan, setelah dua tahun menikah, gairah seks pada pasangan semakin surut. Penelitian ini dilakukan oleh sebuah tim dari Universitas Pisa di Italia. Mereka menemukan bahwa daya tarik jasmani kita terhadap pasangan hanya akan bertahan selama 2 tahun. Benarkah?
Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa skala cinta dalam tubuh kita ditentukan oleh sebuah hormon yang bernama neutrophin. Hormon yang berada dalam aliran darah kita itulah yang mengendalikan tingkat hasrat kita terhadap pasangan. Neutrophin akan meningkat saat seseorang sedang dilanda asmara.
Kesimpulan ini diambil dari sampel darah relawan penelitian Universitas Pisa. Dari hasil analisa, hormon neutrophins yang dipercaya bisa membangkitkan gairah seksual, menurun pada orang-orang yang menikah lebih dari dua tahun.
Selain neutrophins ada sebuah bagian di dalam tubuh yang juga bisa membangkitkan gairah seksual. Nerve Growth Factor atau lazim disebut NGF meningkat sejalan dengan aktivitas romantis suatu pasangan. Pada penelitian ini ditemukan, setelah satu sampai dua tahun menikah, tingkat NGF dalam tubuh manusia kembali ke level normal.
Tapi jangan dulu panik, hormon-hormon yang menghilang tersebut akan berganti dengan hormon yang lebih penting. Pasca hormon neutrophins muncul hormon oxtocyn.
Jika hormon neutrophins membakar gairah seksual, hormon oxtocyn lebih kuat menimbulkan rasa cinta. Reaksi yang sering timbul lebih kepada keinginan untuk memberi kehangatan seperti pelukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar